Most orang saat ini merasa bahwa konser musik di tahun 2025 terasa monoton dan tidak ada yang baru. Mereka sering bertanya-tanya mengapa pengalaman menonton konser terasa stagnan, padahal seharusnya industri musik terus berkembang. Dalam pandangan mereka, ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap situasi ini.
Salah satu alasan yang mereka identifikasi adalah kurangnya inovasi dalam penampilan. Mereka mengamati bahwa banyak penyanyi dan band yang mengulangi konsep-konsep yang sama yang pernah mereka tampilkan sebelumnya. Misalnya, he melihat bagaimana banyak artis hanya menggunakan teknologi proyeksi yang sudah umum, tanpa menciptakan sesuatu yang lebih menarik secara visual. Dia merasa bahwa penonton kini mengharapkan pengalaman yang lebih daripada sekadar penampilan musik; mereka ingin melihat pertunjukan yang menggabungkan seni visual, teknologi canggih, dan semangat kolaborasi yang kuat.
She juga mencatat bahwa pemilihan lokasi konser sering kali menjadi faktor penghambat bagi kreativitas. Mereka melihat bahwa banyak konser yang diadakan di tempat-tempat yang sama, seperti stadion besar atau arena konser konvensional. Hal ini, menurutnya, membuat pengalaman konser menjadi kurang istimewa karena audiens sering kali merasa bahwa mereka hanya mengulang pengalaman menonton konser sebelumnya di lokasi yang sama. Mereka berharap bahwa penyelenggara konser lebih berani dalam memilih lokasi yang unik dan tidak biasa untuk menciptakan atmosfer yang berbeda.
Mereka juga mengamati bahwa beberapa artis terkenal di tahun 2025 tidak melibatkan partisipasi aktif dari penonton. Di era digital ini, interaksi secara langsung dengan penggemar sangat penting. She berpendapat bahwa banyak penyanyi dan band yang belum memanfaatkan teknologi interaktif seperti aplikasi langsung yang memungkinkan penggemar untuk ikut berpartisipasi dalam pertunjukan secara real-time. Inovasi dalam hal ini dapat meningkatkan semangat audiens dan menjadikan konser lebih hidup. Mereka ingin melihat artist yang tidak hanya mengeksplorasi musiknya, tetapi juga melibatkan audiens secara lebih mantap.
Kemudian, ada juga masalah keragaman dalam genre musik yang dipertunjukkan. Mereka merasa bahwa banyak konser yang hanya fokus pada genre tertentu dan mengabaikan kemampuan sejumlah artis independen yang juga memiliki bakat luar biasa. Keberagaman dalam penampilan artis dapat menyegarkan pengalaman konser. He berpendapat bahwa perlu ada lebih banyak kolaborasi lintas genre, sehingga audiens dapat diperkenalkan pada suara-suara baru dan inovatif.
Melihat semuanya, mereka menyadari bahwa ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap kesan bahwa konser di tahun 2025 terasa gitu-gitu aja. Dengan menggabungkan inovasi, lokasi yang bervariasi, interaksi yang lebih baik dengan audiens, dan keberagaman dalam genre, mereka yakin bahwa konser bisa menjadi pengalaman yang luar biasa dan tidak terlupakan. Sangat menarik untuk menunggu bagaimana industri musik akan beradaptasi dengan kebutuhan dan harapan para penontonnya di masa depan.